Rabu, 28 Oktober 2015

Tangan egois

Kedua tangan yang kita miliki dan 10 jari yang menempel di tangan kita itu sungguh kenikmatan yg telah diberikan kepada Allah buat kita.

Tapi apakah tangan kita ini sudah bisa mengangkat kedua tangannya seraya beryukur kepadaNya?? Apakah kita sudah banyak melakukan kebaikan dengan melakukan kedua tangan kita?

Tangan ini nantilah yang akan menjadi saksi di akhirat nanti.

Terkadang tangan dan jari yang kita punya ini egois. Apa yang sudah menjadai kewajiban ia laksakan tetapi karena saking egoisnya sampai tidak bisa menahan diri untuk mengambil pekerjaan yg lain.
Seperti nih di dalam bermain alat musik piano. Jari" ini sudah memiliki tugasnya masing". Kelingking di nada C, telunjuk di nada D, dan seterusnya. Tetapi karena egoisnya jari ini. Ada yg mengambil alih di nada" lain. Tangan aja bisa egois. Gimana dengan pemiliknya? '_'?

Kamis, 08 Oktober 2015

Ala bisa Karena biasa

Ala bisa karna biasa.
Sama dengan menghafl alquran. Kita bisa hafal krena kita biasa untuk sll membaca, biasa utk sll muroja'ah, biasa utk mndgrkan murottal.

Apapun yg kita dengrkn, yg kita baca, yg kita lantunkan akan tersimpan di memori otak kita.
Jadi jika dgrkn hal-hal yg tidak baik, mmbaca yg tidak baik akan tidak baik juga hasilnyaa....

Semoga hati kita semua msh belm ditutup. Dn kita msh bs d brikan kesmptn utk bertobat dn mmprbaiki diri. Amiin...

Minggu, 27 September 2015

Kebiasaan Pagi Para Ulama

NABI Shallallahu ‘alaihi Wassallam selalu mendoakan umatnya di pagi hari agar mendapatkan berkah.

“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud).

Tentu ini adalah motivasi penting bagi seluruh kaum Muslimin untuk benar-benar siap mengisi pagi hari dengan beragam kebaikan-kebaikan yang Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya ridhoi, termasuk dalam hal beraktivitas untuk mendapatkan karunia-Nya (rizki) dengan bekerja, berdagang, mengajar dan profesi lainnya.

Kalau kita melihat bagaimana Nabi mengisi pagi hari, dalam keadaan perang pun, pagi-pagi beliau sudah menyiagakan pasukannya. Dengan kata lain, pagi adalah golden time untuk setiap jiwa memulai aktivitas mendapatkan karunia-Nya.

فَالِقُ الإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَناً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَاناً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am [6]: 96).

Menafsirkan ayat tersebut, Ibn Katsir memaparkan bahwa itu adalah tanda betapa Allah Maha Kuasa mengendalikan waktu.

“Allah lah yang menciptakan terang dan gelap. Allah-lah yang menggantikan kegelapan malam menjadi terbitnya waktu pagi lalu menyinari semua yang ada, dan ufuk pun bersinar terang, hingga lenyaplah kegelapan, malam pun pergi dengan kegelapannya, lalu datang siang dengan cahaya yang terang.”

Dengan kata lain, amat tidak elok, jika pagi diisi dengan hal-hal yang tidak memiliki signifikansi bagi kehidupan secara utuh duniawi-ukhrowi. Agar kerugian ini bisa dijauhkan, maka menengok apa yang dilakukan Nabi, ulama salaf dan orang-orang sholeh amat patut untuk diindahkan.

Pertama, Menetap di Masjid hingga terbit matahari

كَانَ لاَ يَقُومُ مِنْ مُصَلاَّهُ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ الْغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِى أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya setelah shalat shubuh hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat shalat). Dulu para sahabat biasa berbincang-bincang (gurau) mengenai perkara jahiliyah, lalu mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tersenyum saja.” (HR. Muslim).

Mungkin ini sedikit sulit diamalkan, terutama bagi warga ibu kota yang pagi hari mesti berjibaku dengan kemacetan. Biasanya usai Shubuh sudah ada yang langsung berangkat ke tempat bekerja untuk menghindari kemacetan. Andai pun ini terjadi, dzikir sepanjang jalan bisa menjadi pilihan yang diutamakan.

Imam Nawawi, ulama yang populer dengan kitab Arba’in Nawawinya, mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat anjuran berdzikir setelah shubuh dan mengontinukan duduk di tempat shalat jika tidak memiliki z(halangan).

Sedangkan Al Qadhi mengatakan “Inilah sunnah yang biasa dilakukan oleh salaf dan para ulama. Mereka biasa memanfaatkan waktu tersebut untuk berdzikir dan berdo’a hingga terbit matahari.”

Kedua, menyibakkan kemalasan

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya.”

Kalimat tersebut tentu menekankan betapa pentingnya mengisi pagi dengan bersegera melantaskan kebaikan-kebaikan.

Terkait hal ini ada kisah menarik. Suatu waktu Amir bin Abdul Qais melewati orang orang pemalas dan pengangguran. Mereka duduk berbincang bincang tanpa arah. Mereka pun berkata kepada Amir, “Kemarilah! Duduklah bersama kami”

Amir menjawab,” Tahanlah matahari agar ia tidak bergerak, baru saya akan nimbrung berbincang-bincang dengan kalian.”

Sedangkan Ibn ‘Uqail Al-Hambali berkata, “Tidak halal bagiku untuk menyia-nyiakan sesaat saja dari umurku, sehingga apabila lisanku telah lelah membaca dan berdiskusi, mataku lelah membaca, maka aku menggunakan pikiranku dalam keadaan beristirahat (berbaring diatas tempat tidur). Aku tidak berdiri, kecuali telah terlintas di benakku apa yang akan aku tulis. Dan aku mendapati kesungguhanku belajar.

Ibnu Abbas pernah mendapati putranya tidur pada pagi hari, lantas ia berkata

kepadanya,”Bangunlah, apakah engkau tidur pada saat rizki dibagikan?”

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani mengatakan, “Sesungguhnya dikhususkan waktu pagi dengan keberkahan karena waktu pagi adalah waktu (untuk melakukan) kegiatan.”

Ketiga, mencapai produktivitas kebaikan

Waktu pagi, jika diisi dengan amalan-amalan sholeh tentu akan menjadikan sang pengamalnya menjadi insan yang produktif. Baik dalam hal membaca, menghafal, menulis dan merangkum kitab atau buku-buku.

Dan, ini telah dibuktikan oleh seorang ulama, yang beliau mampu menulis sebanyak empat puluh halaman setiap hari selama empat puluh tahun terakhir masa usianya, yakni Ibnu Jarir ath-Thabari, yang beliau melakukan murajaah (menghafal) akan ilmu dan ide-ide yang akan dituangkan dalam tulisannya di awal-awal subuh. Dengan demikian, masihkah kita akan menganggap pagi dengan sebelah mata?

Selasa, 02 Juni 2015

Umroh

Ada salah seorang yang berdoa di dalam masjidil haram. Dia meminta untuk di berikan tempat tinggal dekat dari masjidil haram.
Orang yang meminta ini tidak tahu bagaimana jika dia melakukan dosa. Yang ia tahu cuma pahalanya.

Yaa. Masjidil haram yang kita kenal, yang kita ketahui bertempat di kota Makkah, tempatnya ka'bah dimana kita juga ketahui bahwa barangsiapa yang beribadah disitu (masjidil haram) maka pahalanya dilipatgandakan. Dan begitu pula sebaliknya. Barangsiapa yang bermaksiat atau melakukan dosa disitu, maka dosanya juga dilipatgandakan.

Banyak penduduk yang tinggal di dekat atau di daerah masjidil haram tidak pernah masuk kedalam masjid.

Dia Dia Dia

"Insya Allah saya juga ke sana"
"Gw juga mau kesana. Tapi kebentur dengan dana"
"Insya Allah tahun depan saya ke sana"
Banyak ungkapan dari beberapa orang untuk mengatakan sesuatu dalam satu tujuan. #eh
Terkadang kita lalai dan terkadang lupa bahwa Dia itu ada. Dan Dia yang akan membantu kita.
Kalau ada yang mengatakan "gak ada duit" berarti "duit"lah yang menjadi tuhan mereka. Tapi mereka yang dengan yakinnya bilang "besok ... bulan depan... tahun depan... dll" berbicara dengan yakinnya Insya Allah Dia akan memberikannya. Apapun ituu.. tapi ingat... jangan lupa sering berdoa dan mengerjakan amalan sunnahnya. Banyak pengalaman yang tak terduga seprti itu. Who knows?? Itu semua sudah jalan Allah.

Banyak meminta maka perbanyak pula ibadahmu. 😊😊

Senin, 11 Mei 2015

Soto soto soto....

Ada yang tahu dengan ini gambar??
Ini makanan apa?? Soto? Coto? Sayur santan? Atau apa??

Hihihi... ini soto betawi...
Baru pertama kali makan soto betawi. Kirain soto betawi tuh kayak soto yang pada umumnyaa... tidak taunya soto betawi hampir sama seperti coto makassar. Tapi coto warnanya agak gelap. Klo soto betawi warnanya agak terang....

Recomended laah... hehehe

Minggu, 03 Mei 2015

Perpaduan Hijau dan Biru

Baru saya sadari.... Ternyata Biru tidak akan indah di pandang jika tidak ada hijau...

Perpaduan warna yang delalu kita lihat sehari-hari di dunia... perpaduan warna yang selalu menjadi warna di kehidupan ini.

Biru..  tanpa ada hijau, jelek dipandang. Serius... coba dilihat langit ...

Melihat langit dgn di bawahnya ada gunung  yang berwarna hijau. Pas banget warnanya. Indah dilihat.
Sebuah bangunan saja. Jika tidak ada warna hijau maksudnya tidak ada tanaman maka bangunan itu terlihat gersang. Terlihat kering. Walaupun bangunan itu bangum megah, tapi tanpa warna hijau maka tidak indah pula dilihat.

Betapa pentingnya hijau dan biru... :D